Azrul Azwar
Disampaikan pada
Seminar Revitalisasi Gerakan Pramuka
Pekanbaru 15
Februari 2009
PENDAHULUAN
Pembangunan
Nasional yang dilaksanakan di Indonesia dalam tiga dasa warsa terakhir, telah
berhasil mendatangkan kemajuan di pelbagai bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, termasuk diantaranya di bidang generasi muda. Tingkat pendidikan rata-rata generasi muda Indonesia saat ini jauh lebih baik
dibandingkan dengan tiga dasa warsa yang lalu. Demikian pula halnya di bidang
olahraga dan kesenian,
banyak generasi muda Indonesia telah
berhasil mencetak prestasi tidak hanya ditingkat nasional, tetapi juga regional
dan bahkan internasional. Sedangkan di bidang ekonomi dan politik, banyak
generasi muda Indonesia
telah sukses meniti karier sebagai
eksekutif dan politisi muda yang handal.
Namun
sementara itu, bersamaan dengan pelbagai kemajuan tersebut, ditemukan pula pelbagai masalah dan
tantangan yang dihadapi oleh generasi muda. Secara umum msalah dan tantangan
tersebut dapat dikelompokkan atas dua macam. Pertama, terkait
dengan perubahan nilai-nilai kehidupan sosial dan budaya. Sebagai akibat terbukanya akses informasi
serta pengaruh globalisasi, menyebabkan banyak generasi muda Indonesia mengalami internasionalisasi nilai-nilai sosial dan
budaya. Akibatnya, semangat kebangsaan dan
solidaritas sosial yang dibangun terutama dari kepentingan dan nilai-nilai nasional, sering
berada pada prioritas rendah.
Tidak mengherankan jika banyak generasi muda pada saat ini tidak perduli
dengan masalah-masalah lingkungan, masalah-masalah sosial, masalah-masalah kebangsaan
atau masalah-masalah bernegara.
Kedua, terkait dengan belum meratanya keberhasilan pembangunan nasional. Sebagai
akibat kesulitan ekonomi, banyak generasi muda
tidak dapat melanjutkan pendidikan atau putus sekolah. Dampaknya
terlihat pada sulitnya mendapatkan pekerjaan serta munculnya pelbagai
masalah dan penyakit sosial. Angka pengangguran,
kenakalan remaja, penggunaan obat terlarang, hubungan seksual pranikah, kehamilan dan
aborsi remaja, prostitusi dan penyakit
kelamin, serta angka kriminalitas remaja meningkat dengan tajam.
Munculnya pelbagai masalah dan tantangan ini tentu saja tidak
menggembirakan. Generasi muda yang di satu pihak memiliki semangat kebangsaan dan
solidaritas sosial yang rendah, serta di pihak lain berhadapan dengan pelbagai
masalah dan penyakit sosial, bukanlah generasi muda yang dapat diharapkan. Dampak yang ditimbulkan, bukan saja dapat
merusak hidup dan kehidupan generasi muda pada saat ini, tetapi yang
paling dikhawatirkan adalah dapat mengancam eksistensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara pada masa depan.
UPAYA MENGATASI MASALAH
Secara teroritis, banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pelbagai
masalah dan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda. Salah satu diantaranya,
yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah melibatkan
generasi muda, sejak usia awal,
dalam kegiatan kepramukaan. Sejarah dan pelbagai penelitian memang telah
membuktikan, apabila generasi muda, sejak usia awal aktif dalam kegiatan
kepramukaan, bukan saja akan dapat membendung munculnya pelbagai masalah dan
tantangan yang dihadapi oleh generasi muda, tetapi yang terpenting lagi akan
dapat dihasilkan generasi muda yang memiliki watak, kepribadian dan pekerti
yang handal, yang pada gilirannya akan berperan sebagai pemimpin masyarakat,
bangsa dan negara yang tangguh di masa depan
Sesungguhnyalah, gerakan kepramukaan
atau kepanduan yang untuk pertama kali diperkenalkan oleh Lord Baden Powell melalui perkemahan remaja di Brownsea Island
di selatan Inggeris pada tahun 1907, telah berhasil membuktikan bahwa
pendidikan kepramukaan atau kepanduan, sebagai pendidikan non-formal yang diselenggarakan
di luar sekolah dan di luar keluarga, adalah pendidikan yang tepat untuk
membentuk watak, kepribadian dan pekerti generasi muda. Perkemahan remaja yang
pertama kali dirintis oleh Lord Baden Powell
pada tahun 1907 tersebut telah berhasil mengubah anak-anak remaja London
yang semula nakal, menjadi tidak nakal, yang semula tidak bertanggung jawab
menjadi sangat bertanggung jawab, yang semula tidak peduli lingkungan menjadi
sangat peduli lingkungan, yang semula tidak mililiki masa depan menjadi memiliki
masa depan.
Keberhasilan pendidikan
kepramukaan yang dirintis oleh Lord
Baden Powell ini kemudian dengan cepat menyebar dan diterapkan oleh pelbagai negara Eropah lainnya, termasuk Belanda. Pada tahun 1912 pendidikan
kepramukaan atau kepanduan tersebut dibawa Belanda ke Indonesia, dan sejak
tahun 1912 tersebut, gerakan kepramukaan atau kepanduan berkembang dengan pesat
di tanah air.
Penerapan prinsip dasar kepramukaan
yang inti pokoknya adalah menanamkan nilai-nilai kewajiban terhadap Tuhan yang
Maha Esa, terhadap tanah air, terhadap masyarakat sekitar dan terhadap diri sendiri, serta penerapan
metoda kepramukaan yang inti pokoknya adalah belajar sambil berbuat yang dilakukan secara kompetitif di alam terbuka
tersebut, memang telah berhasil dengan gemilang membentuk watak, keperibadian
dan pekerti generasi muda Indonesia yang handal
GERAKAN PRAMUKA SATU DEKADE TERAKHIR
Sayang sekali Gerakan Pramuka dan pendidikan kepramukaan
yang apabila dapat dilaksanakan dengan baik, akan menjanjikan banyak manfaat
bagi pembentukan watak, kepribadian serta pekerti generasi muda tersebut, dalam
satu dekade terakhir agak diabaikan. Akibatnya
di satu pihak, eksistensi organisasi Gerakan Pramuka tidak kokoh dan diragukan masa
depannya, serta dipihak lain fungsi Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan
nonformal pembentuk watak, kepribadian dan pekerti generasi muda tidak berjalan
secara optimal.
Dampak dari kedua keadaan ini
berpengaruh negatif terhadap
perkembangan Gerakan Pramuka dan pendidikan kepramukaan. Di satu pihak
Gerakan Pramuka tidak lagi menarik minat Generasi Muda, sehingga tidak
mengherankan jika akhirnya jumlah kaum
muda yang berminat menjadi anggota serta menjadi aktivis Gerakan Pramuka berkurang dengan tajam. Di
pihak lain kegiatan kepramukaan tidak lagi berperan, bukan saja dalam
membendung munculnya pelbagai masalah dan tantangan generasi muda, tetapi yang terpenting lagi juga tidak berperan dalam membentuk watak, kepribadian, dan pekerti
generasi muda yang diinginkan di masa depan.
Menyadari bahwa terpuruknya Gerakan Pramuka dinilai tidak menguntungkan
bagi pembentukan kader masyarakat, bangsa dan negara pada masa depan, maka
pelbagai upaya untuk mengaktifkan
kembali Gerakan Pramuka harus
dapat dilakukan. Untuk itu banyak upaya yang harus dilakukan. Salah satu
diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat strategis adalah melakukan revitalisasi Gerakan Pramuka
REVITALISASI
GERAKAN PRAMUKA
Menyadari
bahwa terpuruknya Gerakan Pramuka dinilai tidak menguntungkan bagi pembentukan
kader masyarakat, bangsa dan negara pada masa depan, maka pelbagai upaya untuk
mengaktifkan kembali Gerakan Pramuka harus dapat dilakukan. Pelbagai upaya yang
dimaksud, pada tanggal 14 Agustus 2006, bersamaan dengan peringatan Hari
Pramuka yang ke-45, telah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
dalam bentuk Revitalisasi Gerakan Pramuka. Adapun yang dimaksud dengan revitalisasi
Gerakan Pramuka adalah upaya pemberdayaan Gerakan Pramuka yang dilakukan secara
sistematis, berkelanjutan dan terencana untuk memperkokoh eksistensi organisasi
Gerakan Pramuka serta untuk lebih meningkatkan peran, fungsi dan tugas pokok
Gerakan Pramuka.
Tujuan yang ingin dicapai oleh revitalisasi
Gerakan Pramuka dibedakan atas dua macam. Pertama, memperkokoh eksistensi
organisasi Gerakan Pramuka baik dari aspek legal formal, yakni dengan
memperkuat dasar hukum Gerakan Pramuka, maupun dari aspek kuantitas dan
kualitas organisasi Gerakan Pramuka, yakni yang menunjuk pada perkembangan
organisasi dan keanggotaan, serta kemantapan sistem informasi, manajemen dan
kepemimpinan. Kedua, meningkatkan pelaksanaan peran, fungsi dan tugas pokok
Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan watak, kepribadian dan pekerti
generasi muda.
Pada
waktu menyelenggarakan pelbagai kegiatan revitalisasi Gerakan Pramuka, arah
yang dituju adalah terwujudnya 7 (tujuh) pemikiran dasar revitalisasi Gerakan
Pramuka, yang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dirumuskan dalam
singkatan PRAMUKA, yakni :
1. Perkuat Gerakan Pramuka sebagai wadah
pembentukan karakter bangsa
2. Raih keberhasilan mulai kerja keras
secara cerdas dan iklas
3. Ajak kaum muda meningkatkan semangat Bela Negara
4. Mantapkan tekad kaum muda sebagai patriot pembangunan
5. Utamakan kepentingan bangsa dan Negara
di atas segalanya
6. Kokohkan persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
7. Amalkan Satya dan Darma Pramuka
Untuk
dapat mewujudkan ke tujuh pemikiran dasar tersebut, ada 7 (tujuh) langkah
strategis yang harus dilakukan, yang oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka juga
dirumuskan dalam singkatan GERAKAN, yakni :
1.
Galang dan perkuat organisasi, manajemen
kepemimpinan kwartir
2.
Erat dan rapatkan barisan anggota
Pramuka
3.
Rancang dan bangun Gugusdepan lengkap
berbasis sekolah dan wilayah
4.
Aktifkan dan mantapkan prinsip dasar dan
metode kepramukaan
5.
Kedepankan program peserta didik yang
semangat bela negara, patriot pembangunan
dan perekat bangsa
6.
Aktulisasikan dan kokohkan kemitraan
untuk mendukung sumberdaya dari semua komponen bangsa
7.
Niat dan amalkan Satya dan Darma Pramuka
dalam kehidupan sehari-hari
Ketujuh
langkah strategis ini selanjutnya dijabarkan kedalam pelbagai program kerja,
yang dua diantaranya ditetapkan sebagai program prioritas, yakni:
1. Program memperkokoh eksistensi
organisasi Gerakan Pramuka
Upaya memperkokoh eksistensi organisasi
Gerakan Pramuka
dilakukan melalui empat kegiatan pokok sebagai berikut:
a) Menyusun Rancangan Undang-Undang Gerakan
Pramuka, untuk segera
dapat disahkan menjadi UU Gerakan Pramuka
b) Memantapkan sumber
dana Gerakan Pramuka
c) Memperkuat organisasi, manajemen dan sistim informasi Gerakan Pramuka
d) Meningkatkan
jumlah dan kualitas mutu anggota dewasa sehingga dapat berperan sebagai andalan yang handal di semua lini organisasi.
2. Program
meningkatkan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai wadah
pendidikan non formal
Upaya meningkatkan
peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non
formal, dilakukan melalui empat kegiatan pokok sebagai berikut:
a) Pemutakhiran
materi dan metoda pendidikan
kepramukaan sehingga sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan kaum muda serta
tantangan jaman
b) Pengadaan pelbagai
sarana dan prasarana pendidikan kepramukaan,
c) Meningkatkan jumlah dan mutu gugusdepan
yang merupakan ujung tombak Gerakan Pramuka
d) Meningkatkan
jumlah dan kualitas mutu anggota dewasa sehingga dapat berperan sebagai pelatih dan pembina yang
handal di semua gugus depan
HASIL
YANG DICAPAI
Sejak
dicanangkannya Revitalisasi Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 2006 lalu,
banyak kegiatan telah dilakukan, yang hasilnya jika dirinci menurut dua program
prioritas, secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Program memperkokoh eksistensi
organisasi Gerakan Pramuka
a) RUU Gerakan Pramuka
Draft awal RUU
Gerakan Pramuka telah selesai disusun oleh Kelompok Kerja yang khusus dibentuk
untuk itu. Pada saat ini RRU tersebut yang ditangani bersama Departemen
Pendidikan Nasional telah memasuki tahap pembahasan interdep. Diharapkan dalam
waktu dekat, dapat dilakukan harmonisasi
dengan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, untuk kemudian dapat segera
diajukan ke DPR guna pembahasannya.
b) Memantapkan sumber
dana Gerakan Pramuka
Prioritas
pemantapan sumber dana Gerakan Pramuka difokuskan pada dua kegiatan pokok. Pertama, memantapkan kegiatan usaha Gerakan Pramuka.
Kedua, memasukkan anggaran Pramuka dalam anggaran pemerintah. Untuk kegiatan pertama, telah berhasil diperbaharui badan pengelola kegiatan
usaha Gerakan Pramuka yang selama ini telah ada
seperti bumi perkemahan dan taman wisata Gerakan Pramuka. Kecuali itu
telah dibentuk pula beberapa badan usaha baru, baik berbentuk unit pelaksana
teknis seperti badan penerbit, rumah kreatif dan perlengkapan kepramukaan, maupun
berbentuk badan hukum seperti PT Madu Pramuka dan PT Malino Pramuka. Sedangkan untuk
kegiatan kedua, terhitung sejak tahun
2006, Kwartir Nasional telah mendapatkan alokasi dana dari pemerintah sebesar
Rp 9 milyar, meningkat menjadi Rp 23 milyar pada tahun 2007 serta Rp 49 milyar
pada tahun 2008. Dalam anggaran Kwartir Nasional ini juga dialokasikan bantuan
dana rutin untuk Kwartir Cabang dan Daerah. Kecuali itu untuk memfasilitasi
bantuan pemerintah daerah terhadap Kwartir Cabang dan Daerah, telah berhasil
diperoleh surat dukungan dari Menko Kesra serta Menteri Dalam Negeri
c) Memperkuat organisasi, manajemen dan sistim informasi Gerakan Pramuka
Upaya memperkuat
organisasi dan manajemen Gerakan Pramuka dilakukan melalui peningkatan
kapasitas andalan
dan staf, serta
pengadaan pelbagai sarana dan prasarana. Untuk peningkatan kapasitas, telah dilakukan pelbagai pelatihan andalan dan staf, baik untuk
tingkat nasional, maupun tingkat regional. Untuk pengadaan pelbagai sarana dan
prasarana, secara bertahap telah diperbaharui pelbagai peralatan perkantoran
dan sarana transportasi. Sedangkan upaya
untuk memperkuat sistem informasi dilakukan melalui komputerisasi kegiatan.
Pelbagai perangkat keras dan perangkat lunak komputer mulai diadakan, termasuk
untuk melaksanakan kegiatan heregistrasi anggota yang dilakukan secara online
(e-registration). Kecuali itu secara berkala telah diterbitkan pula buletin dan
majalah Gerakan Pramuka untuk diedarkan
kesegenap jajaran organisasi dan anggota. Radio Gerakan Pramuka pada tingkat
nasional juga telah berhasil didirikan, yang mudah-mudahan dapat diikuti pula
oleh pelbagai daerah.
d) Meningkatkan
jumlah dan kualitas mutu anggota dewasa sehingga dapat berperan sebagai andalan yang handal di semua lini organisasi.
Upaya ini
dilakukan melalui dua kegiatan pokok. Pertama, meningkatkan kapasitas anggota
dewasa yang telah ada melalui pelbagai pelatihan. Kedua, secara sistematis,
terencana dan bertahap melakukan rekrutmen terhadap anggota masyarakat yang potensial,
untuk dapat diajak aktif dalam kepengurusan organisasi
2. Program
meningkatkan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai wadah
pendidikan non formal
Upaya meningkatkan
peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non
formal, dilakukan melalui empat kegiatan pokok sebagai berikut::
a) Pemutakhiran
materi dan metoda pendidikan
kepramukaan sehingga sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan kaum muda serta
tantangan jaman
Pemutahiran materi
pendidikan dilakukan melalui dua
kegiatan pokok. Pertama, penyusunan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Dasa
Darma (P3D2), yang inti pokoknya memperbaharui uraian aspek konsepsual
serta aspek pengamalan nilai-nilai kepramukaan dalam
kehidupan sehari-hari. Kedua,
pemutakhiran keterampilan kepramukaan, tidak hanya yang bersifat
konvensional, tetapi juga yang mutakhir yakni yang sesuai dengan masalah,
tantangan, kebutuhan dan tuntutan kaum muda. Sedangkan pemutahiran metoda
pendidikan dilakukan dengan memantapkan metoda pendidikan di Alam terbuka dalam bentuk mengembangkan Permainan yang menantang yang dilaksanakan secara berKelompok dan bersifat Kompetitif, serta memperbaharui Tanda kecakapan kepramukaan (APK2T)
b) Pengadaan pelbagai
sarana dan prasarana pendidikan kepramukaan,
Untuk pengadaan
buku referensi telah didirikan Balai Penerbit Gerakan Pramuka dan telah
berhasil menerbitkan tidak kurang dari 20 judul buku. Untuk pengadaan alat
bantu pandidikan terutama dalam bentuk vidio instruksional telah didirikan
Rumah Kreatif Gerakan Pramuka. Sedangkan kehendak untuk menjadikan bumi
perkemahan menjadi kampus Gerakan Pramuka, konsep awalnya telah berhasil dibahas dalam seminar khusus yang
dilaksanakan untuk itu. Pelaksanaannya, secara bertahap akan dilaksanakan
dengan bantuan pelbagai pihak, terutama Kantor Meneg BUMN.
c) Meningkatkan jumlah dan mutu gugus depan
yang merupakan ujung tombak Gerakan Pramuka
Kecuali menantapkan
Gugus Depan berbasis Sekolah melalui pembahasan secara terus menerus dengan
pihak Depdiknas dan Depag, juga mulai dilakukan pengembangan Gugus Depan
berbasis Wilayah. Untuk ini bekerja sama dengan pelbagai pihak, terutama dengan
TNI/AD sedang dikembangkan Gugus Depan berbasis
Wilayah percontohan dibeberapa daerah.
Untuk lebih memacu perkembangan Gugus Depan, mulai tahun 2009 akan dilaksanakan
Paket Pengembangan Gugus Depan, berupa bantuan pendidikan dan pelatihan para
pembina Gugus Depan, serta pengadaan pelbagai sarana dan prasarana standar
dalam bentuk bantuan Gugus Depan Kit.
d) Meningkatkan
jumlah dan kualitas mutu anggota dewasa sehingga dapat berperan sebagai pembina yang handal di
semua gugus depan
Upaya meningkatkan
jumlah dilakukan dengan merekrut anggota dewasa dan anggota dewasa muda untuk
aktif sebagai pembina di gugus depan. Sedangkan upaya meningkatkan kualitas
dilakukan melalui pelaksanaan pelbagai pendidikan dan pelatihan secara
berjenjang, baik di dalam, maupu di luar
negeri.
PENUTUP
Sekalipun pelbagai kemajuan telah
banyak ditemukan, namun pada saat yang bersamaan generasi muda di Indonesia
juga berhadapan dengan pelbagai masalah dan tantangan yang apabila tidak dapat
diatasi akan dapat mengancam masa depan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Untuk mengatasi pelbagai masalah dan tantangan ini, banyak hal yang
dapat dilakukan. Salah satu diantaranya adalah meningkatkan keterlibatan
generasi muda dalam kegiatan kepramukaan.
Sesungguhnyalah, pengalaman dan
penelitian telah membuktikan bahwa keterlibatan aktif generasi muda dalam
kegiatan kepramukan, bukan saja dapat mencegah munculnya pelbagai masalah dan
tantangan generasi muda, tetapi juga dapat membentuk watak, kepribadian dan
pekerti generasi muda yang handal sebagai calon pemimpin masyarakat, bangsa dan
negara yang tangguh pada masa depan.
Untuk
hasil yang optimal dari keterlibatan aktif generasi muda dalam kegiatan
kepramukaan, perlu dilakukan Revitalisasi Gerakan Pramuka yang inti pokoknya
adalah memperkokoh eksistensi organisasi Gerakan Pramuka di satu pihak serta
mengembangkan peran, fungsi dan tanggung jawab Gerakan Pramuka sebagai wadah
pendidikan watak, kepribadian dan pekerti generasi muda di pihak lain.
DAFTAR BACAAN
1.
Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 2007
2.
Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka : Pidato Ka Kwarnas Dalam Rangka Peringatan Hari
Pramuka ke 45, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 2006
3.
Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka : Patah Tumbuh Hilang Berganti, 75 tahun kepanduan dan
kepramukaan, Kwarnas, Jakarta, 1987
4.
Robert
Baden Powell : Scouting for Boys, Oxford University Perss, New York 2004
5.
Susilo
Bambang Yudhoyono : Pidato Pengarahan Dalam Rangka Peringatan Hari Pramuka ke 45,
Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 2006
-00-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar