Azrul Azwar
Disampaikan pada Pertemuan
Koordinasi Nasional Pengembangan Desa Siaga
Batam 17 Oktober 2009
Pendahuluan
Untuk dapat meningkatkan
derajat kesehatan seluruh anggota masyarakat secara optimal, diselenggarakanlah pembangunan kesehatan
secara berencana dan berkelanjutan. Untuk keberhasilan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan tersebut banyak hal yang diperlukan. Salah satu
diantaranya yang dipandang penting adalah peran aktif masyarakat (community participation and empowerment)
WHO memang telah
merekomendasikan bahwa untuk suksesnya pembangunan kesehatan, yang ukuran
keberhasilannya dalam jangka pendek adalah pencapaian target MDG (Millenium
Development Goal), stategi utama yang harus diterapkan adalah primary
health care (pelayanan kesehatan primer) yang salah satu komponen pokoknya
adalah peran aktif masyarakat
Untuk Indonesia
penerapan peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan bukan hal
baru. Penerapan tersebut secara keseluruhan
disebut sebagai Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Terdapat banyak
bentuk Upaya Kesehatan yang
diselenggarakan oleh masyarakat yang
secara keseluruhan disebut Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). Pelbagai bentuk UKBM tersebut,
berdasarkan kesepakatan nasional, dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama,
bentuk dasar berupa Pelayanan Kesehatan
Terpadu (Posyandu). Kedua, bentuk pengembangan, saat ini banyak macamnya,
antara lain Pos Obat Desa, Warung Obat
Desa, Taman Obat Keluarga, Pos Persalinan Desa, Pos Kesehatan Desa, Pos Usaha
Kesehatan Kerja, Pos Kesehatan Desa, Pos KB Desa, Taruna Usada, Dokter Kecil
Desa Siaga
Desa siaga adalah bentuk pengembangan UKBM. Desa siaga adalah desa
yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara mandiri dalam rangka mewujudkan desa sehat. Disebutkan pelaksanaan program Desa Siaga adalah
sebagai langkah awal untuk mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia
yakni Indonesia Sehat (Healthy Indonesia)
Langkah-langkah
pengembangan Desa Siaga menggunakan pendekatan
edukatif (pendekatan PKMD) sebagai berikut (1)
melaklukan persiapan internal petugas, (2) melakukan persiapan
eksternal melalui pertemuan
masyarakat di desa, (3) pelaksanaan Survai
Mawas Diri, (4) melaksanakan musyawarah
Masyarakat Desa, serta (5) Pelaksanaan
pembentukan Desa
Siaga dengan merajut berbagai upaya kesehatan yang berbasis
masyarakat, melakukan rekonstruksi
ulang, melakukan pembinaan kelestarian dengan cara membangun networking dan kemitraan dalam bentuk Desa Siaga
Komponen pokok Desa
Siaga
Komponen pokok Desa
Siaga dibedakan atas 5 yakni (1) Poskesehatan Desa, (2) Survailens berbasis
masyarakat (3) pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat (4) pelayanan gawat darurat
berbasis masyarakat, serta (5)
melaksanakan program Prilaku Hidup Betrsih dan Sehat (PHBS)
1. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah wadah penyelenggara
pelayanan kesehatan yang dibentuk oleh dan untuk
masyarakat atas
dasar musyawarah, dalam rangka meningkatkan
perilaku hidup bersih & sehat (phbs) masyarakat
desa, meningkatkan kewaspadaan
& kesiapsiagaan masy
desa thd penyakit & masalah2 kes, meningkatkan
kemampuan masy desa utk menolong diri sendiri dlm bidang kesehatan, meningkatkan pelayanan kes
dasar yg dilaksanakan oleh masy desa
& nakes, sderta meningkatkan
dukungan & peran-aktif berbagai
pihak yg bertanggung jawab thd kesehatan
masy desa
Pembangunan Pos Kesehatan Desa terutama dilaksanakan di desa yg tidak memiliki puskesmas atau rumah sakit, di
desa yg tidak memiliki puskesmas pembantu (pustu), di
desa yg bukan ibu kota kecamatan, atau di desa yg bukan dalam wilayah ibukota kabupaten
2. Survailens berbasis masyarakat. Banyak
masalah kesehatan yang terjadi dalam masyarakat, tetapi kardena tidak dapat dipantau secara menyeluruh, akhirnya muncul dalam keadaan sudah parah seperti gizi buruk, wabah demam
berdarah dan wabah muntah berak. Untuk mengatasinya perlu
diperkenalkan survailens berbasis masyarakat. Karena sesungguhnya masyarakat
telah memiliki model atau pola
komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
survailens kesehatan, seperti kentongan dalam siskamling
dan ketok tular yang keduanya dapat digunakan
untuk pemantauan kesehatan.
3. Pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat, pada
prinsipnya dapat diperoleh melalui pelbagai
cara. Dapat diselenggarakan secara aktif yakni melakukan pengumpulan dana
langsung dari masyarakat, seperti dana sehat. Atau dapat memanfaatkan dana
sosial yang telah berkembang
dalam masyarakat, eperti
dana sosial keagamaan (ZIS dll), amal sehat, Tabulin atau Dasolin. Pelbagai dana ini dapat
digunakan untuk pemeliharaan kesehatan dan juga sebagai upaya sustainabilitas
berbagai upaya kesehatan yang ada di desa.
4. Pelayanan gawat darurat berbasis masyarakat. Disini masyarakat
dipersiapkan untuk siap siaga menghadapi bencana alam, bencana buatan, serta ancaman kesehatan seperti wabah (KLB). Kegiatan yang dilakukan dapat dimulai dengan upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi
kegawat-daruratan sehari-hari (community preparedness). Selanjutnya masyarakat perlu dilatih dan melakukan simulasi dalam menghadapi berbagai bencana
dan kegawat-daruratan sehari- hari yang mungkin
terjadi dalam
masyarakat.
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Upaya ini
dilakukan secara berkesinambungan. Tatanan perilaku hidup sehat harus dimulai dari tatanan yang paling mudah hingga yang sulit. Tatanan yang dimaksud adalah rumah tangga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat
umum serta sarana kesehatan yang ada
Gerakan
Pramuka
Gerakan Pramuka adalah
gerakan pendidikan non formal, bersifat sukarela, non politik, terbuka untuk
semua anggota masyarakat, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku bangsa dan
agama. Gerakan Pramuka diperkenalkan untuk pertama kali oleh Lord Badden Powel
di Inggeris pada tahun 1907. Masuk ke Indonesia tahun 1912 dari Belanda. Sampai
dengan tahun 1961 telah didirikan lebih dari 61 organisasi keperamukan, yang
untuk meningkatkan ef isiensi, pada tahun 1961 melalui Keppres No 238 dihimpun dalam Gerakan
Pramuka, yang kemudian pada tahun 2010 telah diperkuat oleh UU No 12 tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka
Pendidikan kepramukaan adalah pendidikan non formal
yang diperkaya dengan pendidikan nilai-nilai kepramukaan
dan diselenggarakan menurut metoda kepramukaan . Tujuan pendidikan kepramukaan
adalah (1) membentuk
karakter kaum muda sehingga memiliki watak,
keperibadian dan akhlak mulia, (2) menanamkan
semangat kebangsaan agar kaum muda cinta tanah air dan memiliki semangat bela
Negara, serta (3) membekali kaum muda dengan berbagai keterampilan
hidup (life skill)
Peserta pendidikan
kepramukaan adalah kaum muda yang
dibedakan atas empat golongan umur yakni (1) pramuka Siaga, berusia 7 sampai 10
tahun, (2) pramuka Penggalang, berusia 11 sampai 15 tahun, (3) pramuka Penegak,
berusia 16 sampai 20 tahun, serta (4) pramuka Pandega, berusia 21 sampai 25
tahun
Pada saat ini Gerakan
Pramuka telah berkembang sangat pesat, Terdapat
sekitar 320.000 gugus depan dengan sekitar 20 juta anggota yang tersebar diseluruh
pelosokm tanah air. Organisasi serta
peserta didik Gerakan Pramuka adalah yang terbesar di dunia
Peran Gerakan
Pramuka
Peran Gerakan Pramuka
dalam turut mensukseskan Desa Siaga secara umum dapat dibedakan atas dua macam.
1. Pertama,
peran jangka pendek. Peran ini dikaitkan dengan Gerakan
Pramuka sebagai suatu organisasi dengan jumlah anggota
yang besar, yakni sekitar 20 juta jiwa. Di sini para anggota Gerakan Pramuka
dimotivasi dan digerakkan agar dapat ikut serta secara aktif mendukung dan
menyelenggarakan program Desa Siaga. Apabila hal ini dapat dilakukan, tidak
sulit dipahami, Desa Siaga dalam waktu singkat akan bertumbuh dengan cepat
diseluruh pelosok tanah air.
2. Kedua, peran jangka panjang. Peran ini dikaitkan dengan
Gerakan Pramuka sebagai suatu sistem pendidikan. Tujuan pendidikan
keperamukaan adalah pembentukan watak dan keperibadian kaum muda, yang apabila
dapat diarahkan sesuai dengan prinsip-prinsip dan tujuan Desa Siaga, bukan
saya akan menjamkin keberhasilan Desa Siaga saat ini, tetapi juga yang
terpenting adalah pada masa depan. Pemanfaatan Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan akan menjamin kesinambungan program
Desa Siaga (sustainability) pada masa depan
Penutup
Untuk menjamin keberhasilan program pembangunan kesehatan yang sedang
dilaksanakan pada saat ini, perlu antara lain digalang peranserta aktif dan
atau pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. Bentuk pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan tersdebut pada saat ini sangat bervariasi.
Salah satu diantaranya yang agaknya lebih di prioritaskan adalah Desa Siaga.
Keberhasilan Program
Desa Siaga memerlukan dukungan dari banyak pihak. Jika Gerakan Pramuka yang
diikutserakan, ada dua peran yang dapat dimainkan. Pertama, peran jangka
pendek, terkait dengan jumlah anggota yang besar yang dapat digerakkan untuk
melaksanakan Desa Siaga.
Kedua, peran jangka
panjang, terkait dengan Gerakan Pramuka
sebagai gerakan pendidikan. Apabila konsep dan ide dasar Desa Siaga melalui
proses pendidikan dapat ditanamkan pada generasi muda, pasti akan sangat besar
manfaatnya untuk mendukung Desa Siaga pada masa depan. Pemanfaatan Gerakan
Pramuka sebagai lembaga pendidikan akan
menjamin kesinambungan program Desa Siaga (sustainability) pada masa depan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar