Sabtu, 06 Juli 2013

REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA


Azrul Azwar

Disampaikan pada Seminar Revitalisasi Gerakan Pramuka

Pekanbaru 15 Februari 2009

 

 

PENDAHULUAN

                 Pembangunan Nasional yang dilaksanakan di Indonesia dalam tiga dasa warsa terakhir, telah berhasil mendatangkan kemajuan di pelbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk diantaranya di bidang generasi  muda. Tingkat pendidikan rata-rata generasi muda Indonesia saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tiga dasa warsa yang lalu. Demikian pula halnya di  bidang  olahraga dan  kesenian, banyak  generasi muda Indonesia telah berhasil mencetak prestasi tidak hanya ditingkat nasional, tetapi juga regional dan bahkan internasional. Sedangkan di bidang ekonomi dan politik, banyak generasi muda Indonesia telah sukses  meniti karier sebagai eksekutif dan politisi muda yang handal.

 

            Namun sementara itu, bersamaan dengan pelbagai kemajuan tersebut,   ditemukan pula pelbagai masalah dan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda. Secara umum  msalah dan tantangan tersebut dapat dikelompokkan atas dua macam. Pertama, terkait dengan perubahan nilai-nilai kehidupan sosial dan budaya.   Sebagai akibat terbukanya akses informasi serta  pengaruh globalisasi,  menyebabkan banyak  generasi muda Indonesia mengalami  internasionalisasi nilai-nilai sosial dan budaya.   Akibatnya, semangat kebangsaan dan solidaritas sosial yang dibangun terutama dari kepentingan dan nilai-nilai nasional,  sering  berada pada prioritas rendah.  Tidak mengherankan jika banyak generasi muda pada saat ini tidak perduli dengan masalah-masalah lingkungan, masalah-masalah sosial, masalah-masalah kebangsaan atau masalah-masalah bernegara.

 

            Kedua, terkait dengan belum meratanya keberhasilan pembangunan nasional. Sebagai akibat kesulitan ekonomi, banyak generasi muda  tidak dapat melanjutkan pendidikan atau putus sekolah.  Dampaknya  terlihat pada sulitnya mendapatkan pekerjaan serta munculnya pelbagai masalah dan penyakit sosial.  Angka pengangguran,  kenakalan remaja, penggunaan obat terlarang,  hubungan seksual pranikah, kehamilan dan aborsi remaja, prostitusi dan  penyakit kelamin, serta   angka  kriminalitas remaja meningkat dengan tajam.

 

            Munculnya pelbagai  masalah dan tantangan ini tentu saja tidak menggembirakan. Generasi muda yang di satu pihak memiliki semangat kebangsaan dan solidaritas sosial yang rendah, serta di pihak lain berhadapan dengan pelbagai masalah dan penyakit sosial, bukanlah generasi muda yang dapat diharapkan.   Dampak yang ditimbulkan, bukan saja  dapat   merusak hidup dan kehidupan generasi muda pada saat ini, tetapi yang paling dikhawatirkan adalah dapat mengancam eksistensi  kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada masa depan.

 

UPAYA MENGATASI MASALAH

            Secara teroritis, banyak upaya  yang dapat dilakukan untuk mengatasi pelbagai masalah dan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda. Salah satu diantaranya, yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah  melibatkan  generasi muda, sejak usia awal,  dalam kegiatan kepramukaan. Sejarah dan pelbagai penelitian memang telah membuktikan, apabila generasi muda, sejak usia awal aktif dalam kegiatan kepramukaan, bukan saja akan dapat membendung munculnya pelbagai masalah dan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda, tetapi yang terpenting lagi akan dapat dihasilkan generasi muda yang memiliki watak, kepribadian dan pekerti yang handal, yang pada gilirannya akan berperan sebagai pemimpin masyarakat, bangsa dan negara yang tangguh di masa depan

 

            Sesungguhnyalah, gerakan kepramukaan atau kepanduan yang untuk pertama kali diperkenalkan  oleh Lord  Baden Powell melalui perkemahan remaja di Brownsea Island di selatan Inggeris pada tahun 1907, telah berhasil membuktikan bahwa pendidikan kepramukaan atau kepanduan, sebagai pendidikan non-formal yang diselenggarakan di luar sekolah dan di luar keluarga, adalah pendidikan yang tepat untuk membentuk watak, kepribadian dan pekerti generasi muda. Perkemahan remaja yang pertama kali dirintis oleh Lord Baden Powell  pada tahun 1907 tersebut telah berhasil mengubah anak-anak remaja London yang semula nakal, menjadi tidak nakal, yang semula tidak bertanggung jawab menjadi sangat bertanggung jawab, yang semula tidak peduli lingkungan menjadi sangat peduli lingkungan, yang semula tidak mililiki masa depan menjadi memiliki masa depan.

 

            Keberhasilan pendidikan kepramukaan   yang dirintis oleh Lord Baden Powell ini kemudian dengan cepat menyebar dan diterapkan oleh  pelbagai negara Eropah lainnya,  termasuk Belanda. Pada tahun 1912 pendidikan kepramukaan atau kepanduan tersebut dibawa Belanda ke Indonesia, dan sejak tahun 1912 tersebut, gerakan kepramukaan atau kepanduan berkembang dengan pesat di tanah air.

 

            Penerapan prinsip dasar kepramukaan yang inti pokoknya adalah menanamkan nilai-nilai kewajiban terhadap Tuhan yang Maha Esa, terhadap tanah air, terhadap masyarakat sekitar  dan terhadap diri sendiri, serta penerapan metoda kepramukaan yang inti pokoknya adalah belajar  sambil berbuat yang dilakukan secara kompetitif di alam terbuka tersebut, memang telah berhasil dengan gemilang membentuk watak, keperibadian dan pekerti generasi muda Indonesia yang handal  

 

GERAKAN PRAMUKA SATU DEKADE TERAKHIR

            Sayang sekali Gerakan Pramuka dan pendidikan kepramukaan yang apabila dapat dilaksanakan dengan baik, akan menjanjikan banyak manfaat bagi pembentukan watak, kepribadian serta pekerti generasi muda tersebut, dalam satu dekade terakhir agak diabaikan.  Akibatnya di satu pihak, eksistensi organisasi Gerakan Pramuka tidak kokoh dan diragukan masa depannya, serta dipihak lain fungsi Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan nonformal pembentuk watak, kepribadian dan pekerti generasi muda tidak berjalan secara optimal.

 

               Dampak dari kedua keadaan ini berpengaruh negatif terhadap  perkembangan Gerakan Pramuka dan pendidikan kepramukaan. Di satu pihak Gerakan Pramuka tidak lagi menarik minat Generasi Muda, sehingga tidak mengherankan jika akhirnya  jumlah kaum muda yang berminat menjadi anggota serta menjadi aktivis  Gerakan Pramuka berkurang dengan tajam. Di pihak lain kegiatan kepramukaan tidak lagi berperan, bukan saja dalam membendung munculnya pelbagai masalah dan tantangan generasi muda,  tetapi yang terpenting lagi juga  tidak berperan dalam   membentuk watak, kepribadian, dan pekerti generasi muda yang diinginkan di masa depan.

 

         Menyadari bahwa terpuruknya  Gerakan Pramuka dinilai tidak menguntungkan bagi pembentukan kader masyarakat, bangsa dan negara pada masa depan, maka pelbagai upaya untuk mengaktifkan  kembali Gerakan Pramuka  harus dapat dilakukan. Untuk itu banyak upaya yang harus dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat strategis adalah melakukan  revitalisasi Gerakan Pramuka

 

REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA

          Menyadari bahwa terpuruknya Gerakan Pramuka dinilai tidak menguntungkan bagi pembentukan kader masyarakat, bangsa dan negara pada masa depan, maka pelbagai upaya untuk mengaktifkan kembali Gerakan Pramuka harus dapat dilakukan. Pelbagai upaya yang dimaksud, pada tanggal 14 Agustus 2006, bersamaan dengan peringatan Hari Pramuka yang ke-45, telah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam bentuk Revitalisasi Gerakan Pramuka. Adapun yang dimaksud dengan revitalisasi Gerakan Pramuka adalah upaya pemberdayaan Gerakan Pramuka yang dilakukan secara sistematis, berkelanjutan dan terencana untuk memperkokoh eksistensi organisasi Gerakan Pramuka serta untuk lebih meningkatkan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka.

 

                Tujuan yang ingin dicapai oleh revitalisasi Gerakan Pramuka dibedakan atas dua macam. Pertama, memperkokoh eksistensi organisasi Gerakan Pramuka baik dari aspek legal formal, yakni dengan memperkuat dasar hukum Gerakan Pramuka, maupun dari aspek kuantitas dan kualitas organisasi Gerakan Pramuka, yakni yang menunjuk pada perkembangan organisasi dan keanggotaan, serta kemantapan sistem informasi, manajemen dan kepemimpinan. Kedua, meningkatkan pelaksanaan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan watak, kepribadian dan pekerti generasi muda.

 

         Pada waktu menyelenggarakan pelbagai kegiatan revitalisasi Gerakan Pramuka, arah yang dituju adalah terwujudnya 7 (tujuh) pemikiran dasar revitalisasi Gerakan Pramuka, yang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dirumuskan dalam singkatan PRAMUKA, yakni :

1.    Perkuat Gerakan Pramuka sebagai wadah pembentukan karakter bangsa

2.    Raih keberhasilan mulai kerja keras secara cerdas dan iklas

3.    Ajak kaum muda meningkatkan semangat Bela Negara

4.    Mantapkan tekad kaum muda sebagai patriot pembangunan

5.    Utamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya

6.    Kokohkan persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

7.    Amalkan Satya dan Darma Pramuka

 

      Untuk dapat mewujudkan ke tujuh pemikiran dasar tersebut, ada 7 (tujuh) langkah strategis yang harus dilakukan, yang oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka juga dirumuskan dalam singkatan GERAKAN, yakni :

1.    Galang dan perkuat organisasi, manajemen kepemimpinan kwartir

2.    Erat dan rapatkan barisan anggota Pramuka

3.    Rancang dan bangun Gugusdepan lengkap berbasis sekolah dan wilayah

4.    Aktifkan dan mantapkan prinsip dasar dan metode kepramukaan

5.    Kedepankan program peserta didik yang semangat bela negara, patriot pembangunan dan perekat bangsa

6.    Aktulisasikan dan kokohkan kemitraan untuk mendukung sumberdaya dari semua komponen bangsa

7.    Niat dan amalkan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari

 

            Ketujuh langkah strategis ini selanjutnya dijabarkan kedalam pelbagai program kerja, yang dua diantaranya ditetapkan sebagai program prioritas, yakni:

1.    Program memperkokoh eksistensi organisasi  Gerakan Pramuka

Upaya memperkokoh eksistensi organisasi Gerakan Pramuka dilakukan melalui empat kegiatan pokok sebagai berikut:

a)    Menyusun Rancangan Undang-Undang Gerakan Pramuka, untuk segera dapat disahkan menjadi UU Gerakan Pramuka

b)    Memantapkan sumber dana Gerakan Pramuka

c)    Memperkuat organisasi, manajemen dan sistim informasi Gerakan Pramuka

d)    Meningkatkan jumlah dan kualitas mutu anggota dewasa sehingga dapat berperan sebagai  andalan yang handal di semua lini organisasi.

 

2.    Program meningkatkan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non formal

Upaya meningkatkan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non formal, dilakukan melalui empat kegiatan pokok sebagai berikut:

a)   Pemutakhiran materi dan metoda pendidikan kepramukaan sehingga sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan kaum muda serta tantangan jaman

b)   Pengadaan pelbagai sarana dan prasarana pendidikan kepramukaan,

c)   Meningkatkan jumlah dan mutu gugusdepan yang merupakan ujung tombak Gerakan Pramuka

d)   Meningkatkan jumlah dan kualitas mutu anggota dewasa sehingga dapat berperan sebagai pelatih dan pembina yang handal di semua gugus depan

 

HASIL YANG DICAPAI


            Sejak dicanangkannya Revitalisasi Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 2006 lalu, banyak kegiatan telah dilakukan, yang hasilnya jika dirinci menurut dua program prioritas, secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

 

1.    Program memperkokoh eksistensi organisasi  Gerakan Pramuka

a)    RUU Gerakan Pramuka

Draft awal RUU Gerakan Pramuka telah selesai disusun oleh Kelompok Kerja yang khusus dibentuk untuk itu. Pada saat ini RRU tersebut yang ditangani bersama Departemen Pendidikan Nasional telah memasuki tahap pembahasan interdep. Diharapkan dalam waktu dekat,  dapat dilakukan harmonisasi dengan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, untuk kemudian dapat segera diajukan ke DPR guna pembahasannya.

b)    Memantapkan sumber dana Gerakan Pramuka

Prioritas pemantapan sumber dana Gerakan Pramuka difokuskan pada  dua kegiatan pokok. Pertama,  memantapkan kegiatan usaha Gerakan Pramuka. Kedua, memasukkan anggaran Pramuka dalam anggaran pemerintah.  Untuk kegiatan pertama,  telah berhasil diperbaharui badan pengelola kegiatan usaha Gerakan Pramuka yang selama ini telah ada  seperti bumi perkemahan dan taman wisata Gerakan Pramuka. Kecuali itu telah dibentuk pula beberapa badan usaha baru, baik berbentuk unit pelaksana teknis seperti badan penerbit, rumah kreatif dan perlengkapan kepramukaan, maupun berbentuk badan hukum seperti PT Madu Pramuka dan PT Malino Pramuka. Sedangkan untuk kegiatan kedua,   terhitung sejak tahun 2006, Kwartir Nasional telah mendapatkan alokasi dana dari pemerintah sebesar Rp 9 milyar, meningkat menjadi Rp 23 milyar pada tahun 2007 serta Rp 49 milyar pada tahun 2008. Dalam anggaran Kwartir Nasional ini juga dialokasikan bantuan dana rutin untuk Kwartir Cabang dan Daerah. Kecuali itu untuk memfasilitasi bantuan pemerintah daerah terhadap Kwartir Cabang dan Daerah, telah berhasil diperoleh surat dukungan dari Menko Kesra serta Menteri Dalam Negeri

c)    Memperkuat organisasi, manajemen dan sistim informasi Gerakan Pramuka

Upaya memperkuat organisasi dan manajemen Gerakan Pramuka dilakukan melalui peningkatan kapasitas andalan dan staf, serta pengadaan pelbagai sarana dan prasarana. Untuk peningkatan kapasitas,  telah dilakukan pelbagai pelatihan andalan dan staf, baik untuk tingkat nasional, maupun tingkat regional. Untuk pengadaan pelbagai sarana dan prasarana, secara bertahap telah diperbaharui pelbagai peralatan perkantoran dan sarana  transportasi. Sedangkan upaya untuk memperkuat sistem informasi dilakukan melalui komputerisasi kegiatan. Pelbagai perangkat keras dan perangkat lunak komputer mulai diadakan, termasuk untuk melaksanakan kegiatan heregistrasi anggota yang dilakukan secara online (e-registration). Kecuali itu secara berkala telah diterbitkan pula buletin dan majalah Gerakan Pramuka  untuk diedarkan kesegenap jajaran organisasi dan anggota. Radio Gerakan Pramuka pada tingkat nasional juga telah berhasil didirikan, yang mudah-mudahan dapat diikuti pula oleh pelbagai daerah.

d)    Meningkatkan jumlah dan kualitas mutu anggota dewasa sehingga dapat berperan sebagai  andalan yang handal di semua lini organisasi.

Upaya ini dilakukan melalui dua kegiatan pokok. Pertama, meningkatkan kapasitas anggota dewasa yang telah ada melalui pelbagai pelatihan. Kedua, secara sistematis, terencana dan bertahap melakukan rekrutmen terhadap anggota masyarakat yang potensial, untuk dapat diajak aktif dalam kepengurusan organisasi

 

2.    Program meningkatkan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non formal

Upaya meningkatkan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non formal, dilakukan melalui empat kegiatan pokok sebagai berikut::

a)   Pemutakhiran materi dan metoda pendidikan kepramukaan sehingga sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan kaum muda serta tantangan jaman

Pemutahiran materi pendidikan dilakukan  melalui dua kegiatan pokok. Pertama, penyusunan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Dasa Darma (P3D2), yang inti pokoknya memperbaharui uraian aspek konsepsual serta  aspek  pengamalan nilai-nilai kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua,  pemutakhiran keterampilan kepramukaan, tidak hanya yang bersifat konvensional, tetapi juga yang mutakhir yakni yang sesuai dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan tuntutan kaum muda. Sedangkan pemutahiran metoda pendidikan dilakukan dengan memantapkan metoda pendidikan di Alam terbuka dalam bentuk mengembangkan Permainan yang menantang yang dilaksanakan secara berKelompok  dan bersifat Kompetitif, serta memperbaharui Tanda kecakapan kepramukaan (APK2T)

b)   Pengadaan pelbagai sarana dan prasarana pendidikan kepramukaan,

Untuk pengadaan buku referensi telah didirikan Balai Penerbit Gerakan Pramuka dan telah berhasil menerbitkan tidak kurang dari 20 judul buku. Untuk pengadaan alat bantu pandidikan terutama dalam bentuk vidio instruksional telah didirikan Rumah Kreatif Gerakan Pramuka. Sedangkan kehendak untuk menjadikan bumi perkemahan menjadi kampus Gerakan Pramuka, konsep awalnya telah berhasil dibahas dalam seminar khusus yang dilaksanakan untuk itu. Pelaksanaannya, secara bertahap akan dilaksanakan dengan bantuan pelbagai pihak, terutama Kantor Meneg BUMN.  

c)   Meningkatkan jumlah dan mutu gugus depan yang merupakan ujung tombak Gerakan Pramuka

Kecuali menantapkan Gugus Depan berbasis Sekolah melalui pembahasan secara terus menerus dengan pihak Depdiknas dan Depag, juga mulai dilakukan pengembangan Gugus Depan berbasis Wilayah. Untuk ini bekerja sama dengan pelbagai pihak, terutama dengan TNI/AD sedang dikembangkan Gugus Depan berbasis Wilayah percontohan  dibeberapa daerah. Untuk lebih memacu perkembangan Gugus Depan, mulai tahun 2009 akan dilaksanakan Paket Pengembangan Gugus Depan, berupa bantuan pendidikan dan pelatihan para pembina Gugus Depan, serta pengadaan pelbagai sarana dan prasarana standar dalam bentuk bantuan Gugus Depan Kit.

d)   Meningkatkan jumlah dan kualitas mutu anggota dewasa sehingga dapat berperan sebagai pembina yang handal di semua gugus depan

Upaya meningkatkan jumlah dilakukan dengan merekrut anggota dewasa dan anggota dewasa muda untuk aktif sebagai pembina di gugus depan. Sedangkan upaya meningkatkan kualitas dilakukan melalui pelaksanaan pelbagai pendidikan dan pelatihan secara berjenjang,  baik di dalam, maupu di luar negeri.

 

 

PENUTUP

              Sekalipun pelbagai kemajuan telah banyak ditemukan, namun pada saat yang bersamaan generasi muda di Indonesia juga berhadapan dengan pelbagai masalah dan tantangan yang apabila tidak dapat diatasi akan dapat mengancam masa depan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk mengatasi pelbagai masalah dan tantangan ini, banyak hal yang dapat dilakukan. Salah satu diantaranya adalah meningkatkan keterlibatan generasi muda dalam kegiatan kepramukaan.

 

            Sesungguhnyalah, pengalaman dan penelitian telah membuktikan bahwa keterlibatan aktif generasi muda dalam kegiatan kepramukan, bukan saja dapat mencegah munculnya pelbagai masalah dan tantangan generasi muda, tetapi juga dapat membentuk watak, kepribadian dan pekerti generasi muda yang handal sebagai calon pemimpin masyarakat, bangsa dan negara yang tangguh pada masa depan.

 

            Untuk hasil yang optimal dari keterlibatan aktif generasi muda dalam kegiatan kepramukaan, perlu dilakukan Revitalisasi Gerakan Pramuka yang inti pokoknya adalah memperkokoh eksistensi organisasi Gerakan Pramuka di satu pihak serta mengembangkan peran, fungsi dan tanggung jawab Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan watak, kepribadian dan pekerti generasi muda di pihak lain.

 

DAFTAR BACAAN

1.    Kwartir Nasional Gerakan Pramuka : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 2007

2.    Kwartir Nasional Gerakan Pramuka : Pidato Ka Kwarnas Dalam Rangka Peringatan Hari Pramuka ke 45, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 2006

3.    Kwartir Nasional Gerakan Pramuka : Patah Tumbuh Hilang Berganti, 75 tahun kepanduan dan kepramukaan, Kwarnas, Jakarta, 1987

4.    Robert Baden Powell : Scouting for Boys, Oxford University Perss, New York 2004

5.    Susilo Bambang Yudhoyono : Pidato Pengarahan Dalam Rangka Peringatan Hari Pramuka ke 45, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 2006

 

 

-00-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar