Sabtu, 06 Juli 2013

PEMBERDAYAAN GENERASI MUDA DI SEKTOR PERTANIAN


Azrul Azwar

 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Program Reorientasi Pendidikan Pertanian, BP-SDM Pertanian, Bogor 26 Maret 2008

 

 

PENDAHULUAN

            Sekalipun Indonesia secara geografis adalah negara kepulauan, dengan jumlah pulau yang tercatat di seluruh nusantara tidak kurang dari 17.000 buah, serta sekalipun sekitar 67% wilayah Indonesia  adalah lautan, namun jika ditinjau dari mata pencaharian serta penghasilan utama mayoritas penduduk, Indonesia termasuk kedalam kelompok negara pertanian. Tercatat dari sekitar 190 juta hektar wilayah daratan yang ada di Indonesia, sekitar 21 juta hektar diantaranya dipergunakan sebagai lahan pertanian. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang terserap, tercatat  dari sekitar 108, 13 juta tenaga kerja yang ada di Indonesia, tidak kurang dari  42,33 juta orang (44,47%) diantaranya bekerja di sektor pertanian (Departemen Pertanian RI, 2008).

 

            Mengingat pentingnya sektor pertanian tersebut, pemerintah telah sejak lama memprioritaskan Pembangunan Pertanian sebagai salah satu program pembangunan nasional yang harus disukseskan. Disebutkan visi Pembangunan Pertanian 2005-2025 adalah terwujudnya sistem pertanian industrial berkelanjutan yang berdayasaing dan mampu menjamin ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Sedangkan misi Pembangunan Pertanian di Indonesia dibedakan atas 6 macam yakni:

 

1.    Mewujudkan birokrasi pertanian yang profesional dan memiliki integritas moral yang tinggi;

2.    Mendorong pembangunan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan;

3.    Mewujudkan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman konsumsi;

4.    Mendorong peningkatan peran sektor pertanian terhadap perekonomian nasional;

5.    Meningkatkan akses pelaku usaha pertanian terhadap sumberdaya dan pelayanan;

6.    Memperjuangkan kepentingan dan perlindungan terhadap petani dan pertanian dalam sistem perdagangan domestik dan global

 

Untuk dapat menjamin keberhasilan program Pembangunan Pertanian tersebut, banyak hal yang harus dipersiapkan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah tersedianya sumber daya manusia pertanian dengan jumlah yang cukup, penyebaran yang merata serta mutu yang prima. Upaya untuk dapat menyediakan sumber daya manusia pertanian banyak macamnya. Salah satu diantaranya adalah memberdayakan generasi muda di bidang pertanian melalui kegiatan kepramukaan.

 

 

PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN GENERASI MUDA

            Pembangunan Pertanian yang dilaksanakan di Indonesia dalam tiga dekade terakhir telah turut berkontribusi bagi peningkatan derajat kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia, yang dapat dilihat antara lain dari pertumbuhan pembangunan sektor pertanian serta kontribusinya terhadap pembentukan PDB nasional. Tercatat sampai Triwulan III tahun 2007 saja, pertumbuhan sektor pertanian mencapai 4,62%, dan merupakan tingkat pertumbuhan tertinggi setelah krisis ekonomi. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh subsektor perkebunan (2,80 %), diikuti oleh peternakan (2,41 %) dan tanaman bahan makanan (2,30 %). Sedangkan kontribusi sektor pertanian terhadap pembentunjan PDB Nasional  pada tahun 2007 tercatat sebesar 10,40 %, dengan kontribusi terbesar berasal dari subsektor tanaman bahan makanan sebesar 16,30 %, diikuti oleh subsektor perkebunan 2,00 %  dan subsektor peternakan 2,00 %.

 

Sayangnya pertumbuhan dan kontribusi yang positif ini, jika ditinjau dari tingkat kesejahteraan para petani sendiri, keadaannya masih jauh dari memuaskan. Sampai dengan saat ini, petani Indonesia masih  termasuk dalam kelompok petani miskin di dunia. Dari 37,17 juta penduduk miskin (16,58%) yang tercatat di Indonesia sampai dengan bulan Juli 2007, sekitar 63,4 % diantaranya adalah petani.

 

Sesungguhnyalah luas kepemilikan tanah, yang merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani, untuk Indonesia masih  sangat terbatas sekali. Di pulau Jawa,  luas kepemilikan tersebut rata-rata hanya 0,3 hektar per kepala keluarga, sedangkan di luar pulau Jawa hanya 1 hektar per kepala keluarga. Padahal keadaan ideal untuk pulau Jawa sekurang-kurangnya 2 hektar per kepala keluarga serta untuk luar pulau Jawa sekurang-kurangnya 10 hektar per keluarga. Dengan keadaan seperti ini tidak mengherankan jika pendapatan petani masih sangat rendah sekali. Data Departemen Pertanian mencatat pendapatan rata-rata tenaga kerja pertanian pada tahun  2006 hanya sebesar Rp 6,55 juta pertahun.

 

Dampak yang ditimbulkan sungguh sangat merisaukan. Sekalipun penelitian yang menyeluruh belum dilakukan, namun dari pengamatan sehari-hari, tidak berlebihan jika disebutkan bahwa sebagai akibat kurang menjanjikannya sektor pertanian bagi masa depan yang lebih baik, menyebabkan minat generasi muda untuk menjadi petani, terutama yang berpendidikan, sangat rendah sekali.

 

Keadaan yang tidak menguntungkan ini tentu saja akan merugikan. Dampak negatif yang ditimbulkannya, disamping dapat menghambat kesinambungan program pembangunan pertanian, juga akan berpengaruh buruk  terhadap upaya mordernisasi pertanian, yang menuntut antara lain perlunya penguasaan ilmu dan teknologi.

 

 

GERAKAN PRAMUKA

Keppres No 238 tahun 1961 menyebutkan bahwa Gerakan Pramuka adalah satu-satunya organisasi yang mendapat tugas menyelenggarakan pendidikan kepanduan (baca kepramukaan) di Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan pendidikan kepramukaan  ialah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah dan praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti generasi muda yang luhur. (KepKwarnas No 220 tahun 2007).

 

            Pendidikan kepramukaan, tidaklah sama dengan pendidikan melalui sekolah (pendidikan formal) atau pendidikan melalui keluarga (pendidikan informal). Perbedaan tersebut dapat dilihat setidak-tidaknya pada lima hal:

 

1.    Tujuan pendidikan kepramukaan terkait dengan pembentukan watak, kepribadian dan pekerti yang prima serta  penguasaan ketrampilan bekal hidup (life skill) yang handal. Apabila tujuan ini dapat tercapai maka generasi muda Indonesia akan dapat menjadi kader bangsa yang tangguh serta  siap terjun dalam kehidupan bermasyarakat yang kompleks pada masa depan.

 

2.    Materi pendidikan kepramukaan adalah  seperangkat nilai-nilai yang tercantum dalam Satya dan Dharma Pramuka. Kecuali itu, materi pendidikan kepramukaan juga mencakup ketrampilan yang dibedakan atas ketrampilan konvensional seperti baris-berbaris, tali temali, smapur, mencari jejak, dan penjelajahan, serta keterampilan umum yakni yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan (needs and demands) generasi muda setempat, seperti pertanian, nelayan, pertukangan, teknologi,  elektonik, dan komputer

 

3.    Metode pendidikan kepramukaan adalah  metode belajar sambil melakukan (learning by doing) yang dilaksanakan di (A)lam terbuka, dalam bentuk (P)ermainan yang interaktif, menantang, menarik dan menyenangkan sesuai dengan perkembangan kaum muda, dilakukan secara ber(K)elompok dalam satuan terpisah, bersifat (K)ompetitif serta   menerapkan sistim (T)anda Kecakapan (disingkat APK2-T).

 

4.    Tempat pendidikan kepramukaan adalah di alam terbuka yang dilakukan  melalui Gugus Depan (Gudep), baik yang berbasis sekolah (school based) maupun yang berbasis masyarakat (community based), serta untuk ketrampilan tertentu di Pangkalan Satuan Karya (Saka). Untuk melengkapan sarana dan prasarana pendidikan, terutama yang terkait dengan ketarmpilan di alam terbuka, didirikan Bumi Perkemahan Pramuka, yang  merupakan Kampus Gerakan Pramuka

 

5.    Pengelompokan peserta didik dalam pendidikan kepramukaan dibedakan atas 4 (empat)  golongan umur  yakni antara 7 – 10 tahun yang disebut sebagai Pramuka Siaga,  antara 11 – 15 tahun yang disebut sebagai Pramuka Penggalang, antara 16 – 20 tahun yang disebut sebagai Pramuka Penegak, serta antara 21 – 25 tahun yang disebut  Pramuka Pandega.

 

            Jika diperhatikan kelima karakteristik pendidikan kepramukaan tersebut, tampak jelas bahwa peranan pendidikan kepramukaan dalam melahirkan generasi muda yang diinginkan pada masa depan sangat besar sekali. Peranan tersebut dapat dilihat pada dua aspek pokok. Pertama, pada pembentukan watak, kepribadian dan pekerti, yakni melalui pendidikan nilai-nilai, yang diinginkan. Kedua, pada peningkatan keterampilan, baik yang bersifat konvensional ataupun mutakhir. Hasil yang diperoleh dari pendidikan kedua aspek pokok ini, karena dilaksanakan sambil melakukan (learning by doing), di alam terbuka,  dalam bentuk permainan yang interaktif, menantang, menarik dan menyenangkan akan memberikan hasil yang lebih optimal, dibandingkan dengan pendidikan formal di lingkungan sekolah atau pendidikan non formal di lingkungan keluarga

 

 

PEMBANGUNAN PERTANIAN, GENERASI MUDA DAN GERAKAN PRAMUKA

            Jika  diperhatikan pembangunan pertanian yang dilaksanakan saat ini, terutama yang menyangkut kelangkaan penyediaan sumber daya manusia,  yang dikaitkan dengan minimnya minat generasi muda, terutama yang berpendidikan, untuk berkiprah di sektor pertanian, jelas terlihat bahwa peranan Gerakan Pramuka dalam meningkatkan pemberdayaan generasi muda di sektor pertanian cukup strategis.

 

            Gerakan Pramuka sebagai suatu gerakan pendidikan informal bermaksud untuk menanamkan nilai-nilai dalam rangka pembentukan watak, kepribadian dan pekerti generasi muda yang handal bagi masa depan. Apabila penanaman nilai-nilai ini dapat dikaitkan dengan nilai-nilai di sektor pertanian, hasilnya tentu akan sangat luar biasa, yakni lahirnya generasi muda pertanian yang memiliki watak, kepribadian dan pekerti yang handal.  

 

            Untuk tercapainya tujuan ini, tidak ada pilihan lain yang dapat dilakukan, kecuali,  semaksimal mungkin,  menterjemahkan nilai-nilai yang tercantum dalam Satya dan Dharma Pramuka, kedalam nilai-nilai yang berlaku di sektor pertanian. Apabila hal ini dapat dilakukan, serta dapat diamalkan pada setiap kali kegiatan kepramukaan di Gugusdepan, hasil yang diperoleh bukan saja akan dapat meningkatkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian, tetapi juga akan dapat melahirkan kader pertanian yang tangguh bagi masa depan. Upaya  konkrit mengembangkan modul-modul  Satya dan Dharma Pramuka yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di sektor pertanian harus segera dilaksanakan.

 

            Gerakan Pramuka sebagai suatu gerakan pendidikan informal juga bermaksud untuk meningkatkan keterampilan generasi muda, yang pada akhir-akhir ini  telah disepakati harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan generasi muda serta keperluan bangsa dan negara. Untuk tercapainya tujuan ini, upaya untuk mengembangkan pelbagai krida dan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) pertanian yang dikemas secara menarik, serta yang dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan metoda pendidikan kepramukaan berupa permainan menantang di alam terbuka, harus dapat segara dilakukan. Apabila hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, akan dapat diharapkan lahirnya generasi muda yang bukan saja akan merasa tertarik untuk berkiprah di sektor pertanian,  tetapi sekali gus juga memiliki keterampilan pertanian yang dapat diandalkan.

 

            Tentu saja pelaksanaan pendidikan nilai-nilai dan keterampilan pertanian ini tidak hanya ditujukan kepada generasi muda pertanian, yakni para siswa atau mahasiswa pertanian saja, melainkan kepada semua generasi muda lainnya. Dengan perkataan lain, pendidikan nilai-nilai dan keterampilan pertanian tersebut tidak hanya dilakukan oleh Saka Tarunabumi atau gugusdepan yang dikelola oleh masyarakat pertanian saja, melainkan dilaksanakan secara terintegrasi oleh semua gugusdepan Gerakan Pramuka di seluruh Indonesia.

 

            Kecuali itu, upaya untuk secara bersungguh-sungguh mensukseskan program pembangunan pertanian, terutama yang terkait dengan kehendak meningkatkan kesejahteraan para petani sendiri, harus juga dapat dilakukan oleh pemerintah. Hanya apabila sektor pertanian dapat menjanjikan kehidupan masa depan yang lebih baik sajalah, yang dapat menjamin makin meningkatnya minat dan karenanya juga keterampilan generasi muda  di sektor pertanian, yang antara lain memang dapat diupayakan melalui Gerakan Pramuka.

 

 

PENUTUP

            Sekalipun pembangunan pertanian yang dilaksanakan dalam tiga dasa warsa terakhir ini telah berkontribusi positif bagi peningkatan derajat kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia secara keseluruhan, namun karena dampaknya bagi peningkatan taraf hidup para petani sendiri masih jauh dari memuaskan, menyebabkan minat generasi muda, terutama  yang berpendidikan, untuk berkiprah di sektor pertanian tampak tidak menggembirakan.

 

            Menyadari bahwa tersedianya sumber daya manusia  pertanian dengan jumlah yang cukup, penyebaran yang merata serta mutu yang tinggi adalah penting bagi keberlanjutan,  keberhasilan dan mordernisasi pembangunan pertanian di Indonesia, maka upaya untuk meningkatkan pemberdayaan generasi muda, terutama yang berpendidikan, di sektor pertanian harus dapat dilakukan.

 

            Untuk ini peranan Gerakan Pramuka sebagai lembaga  pendidikan informal yang bergerak dalam pembentukan watak, keperibadian dan pekerti serta peningkatan keterampilan generasi muda, dinilai cukup strategis dan karena itu harus dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

 

DAFTAR BACAAN

1.    Departemen Pertanian RI: Rencana Pembangunan tahun 2005 – 2009, Departemen Pertanian, Jakarta 2005

2.    Departemen Pertanian RI: Kinerja Pembangunan Sektor Pertanian 2007, Departemen Pertanian, Jakarta 2008

3.    Kwartir Nasional Gerakan Pramuka : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 2007

4.    Kwartir Nasional Gerakan Pramuka : Pidato Ka Kwarnas Dalam Rangka Peringatan Hari Pramuka ke 45, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 2006

5.    Kwartir Nasional Gerakan Pramuka : Patah Tumbuh Hilang Berganti, 75 tahun kepanduan dan kepramukaan, Kwarnas, Jakarta, 1987

6.    Robert Baden Powell : Scouting for Boys, Oxford University Perss, New York 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar