Sabtu, 06 Juli 2013

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM TURUT MENSUKSESKAN DESA SIAGA


Azrul Azwar

Disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Nasional Pengembangan Desa Siaga

Batam 17 Oktober 2009

 

 

Pendahuluan

Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan seluruh anggota masyarakat secara optimal,  diselenggarakanlah pembangunan kesehatan secara berencana dan berkelanjutan. Untuk keberhasilan penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut banyak hal yang diperlukan. Salah satu diantaranya yang dipandang penting adalah peran aktif masyarakat (community  participation and empowerment)

 

WHO memang telah merekomendasikan bahwa untuk suksesnya pembangunan kesehatan, yang ukuran keberhasilannya dalam jangka pendek adalah pencapaian target MDG (Millenium Development Goal), stategi utama yang harus diterapkan adalah primary health care (pelayanan kesehatan primer) yang salah satu komponen pokoknya adalah peran aktif masyarakat

 

Untuk Indonesia penerapan peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan bukan hal baru.  Penerapan tersebut secara keseluruhan disebut sebagai Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Terdapat banyak bentuk Upaya  Kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat  yang secara keseluruhan disebut Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat  (UKBM). Pelbagai bentuk UKBM tersebut, berdasarkan kesepakatan nasional, dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama, bentuk dasar  berupa Pelayanan Kesehatan Terpadu (Posyandu). Kedua, bentuk pengembangan, saat ini banyak macamnya, antara lain  Pos Obat Desa, Warung Obat Desa, Taman Obat Keluarga, Pos Persalinan Desa, Pos Kesehatan Desa, Pos Usaha Kesehatan Kerja, Pos Kesehatan Desa, Pos KB Desa, Taruna Usada, Dokter Kecil

 

 Desa Siaga

Desa siaga adalah bentuk pengembangan UKBM. Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan  kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara mandiri dalam rangka mewujudkan desa sehat. Disebutkan pelaksanaan program Desa Siaga adalah sebagai langkah awal untuk mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia yakni Indonesia Sehat (Healthy Indonesia)

 

Langkah-langkah pengembangan Desa Siaga menggunakan pendekatan edukatif (pendekatan PKMD) sebagai berikut (1) melaklukan persiapan internal petugas, (2) melakukan persiapan eksternal melalui pertemuan masyarakat di desa, (3) pelaksanaan Survai Mawas Diri, (4) melaksanakan musyawarah Masyarakat Desa, serta (5) Pelaksanaan pembentukan  Desa Siaga dengan merajut berbagai upaya kesehatan yang berbasis masyarakat, melakukan rekonstruksi ulang, melakukan pembinaan kelestarian dengan  cara membangun networking dan kemitraan dalam bentuk Desa Siaga

 

Komponen pokok Desa Siaga

Komponen pokok Desa Siaga dibedakan atas 5 yakni (1) Poskesehatan Desa, (2) Survailens berbasis masyarakat (3) pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat (4) pelayanan gawat darurat berbasis masyarakat, serta (5)  melaksanakan program Prilaku Hidup Betrsih dan Sehat (PHBS)

 

1.    Pos Kesehatan Desa  (Poskesdes)  adalah wadah penyelenggara pelayanan kesehatan yang dibentuk oleh  dan untuk masyarakat atas dasar musyawarah, dalam rangka meningkatkan perilaku hidup bersih & sehat (phbs) masyarakat desa, meningkatkan kewaspadaan & kesiapsiagaan masy desa thd penyakit & masalah2 kes, meningkatkan kemampuan masy desa utk menolong diri sendiri dlm bidang kesehatan, meningkatkan pelayanan kes dasar yg dilaksanakan oleh masy desa & nakes, sderta meningkatkan dukungan & peran-aktif berbagai pihak yg bertanggung jawab thd kesehatan masy desa

 

Pembangunan Pos Kesehatan Desa terutama dilaksanakan di desa yg tidak memiliki puskesmas atau rumah sakit, di desa yg tidak memiliki puskesmas  pembantu (pustu), di desa yg bukan ibu kota kecamatan, atau di desa yg bukan dalam wilayah ibukota kabupaten

 

 

2.    Survailens berbasis masyarakat. Banyak masalah kesehatan yang terjadi dalam masyarakat, tetapi kardena  tidak dapat dipantau secara menyeluruh, akhirnya muncul dalam keadaan  sudah parah seperti gizi buruk, wabah demam berdarah dan wabah muntah berak. Untuk mengatasinya perlu diperkenalkan survailens berbasis masyarakat. Karena sesungguhnya masyarakat telah memiliki model atau pola komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan survailens kesehatan, seperti kentongan dalam siskamling dan ketok tular yang keduanya dapat digunakan untuk pemantauan kesehatan.

 

3.    Pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat, pada prinsipnya dapat diperoleh melalui pelbagai cara. Dapat diselenggarakan secara aktif yakni melakukan pengumpulan dana langsung dari masyarakat, seperti dana sehat. Atau dapat memanfaatkan dana sosial yang telah berkembang dalam masyarakat, eperti dana sosial keagamaan (ZIS dll), amal sehat, Tabulin atau Dasolin. Pelbagai dana ini dapat digunakan untuk pemeliharaan kesehatan dan juga sebagai upaya sustainabilitas berbagai upaya kesehatan yang ada di desa.

 

4.    Pelayanan gawat darurat berbasis masyarakat. Disini masyarakat dipersiapkan untuk siap siaga menghadapi bencana alam, bencana buatan, serta  ancaman kesehatan seperti wabah (KLB). Kegiatan yang dilakukan dapat dimulai dengan upaya yang telah  dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi kegawat-daruratan sehari-hari (community preparedness). Selanjutnya masyarakat perlu dilatih dan melakukan  simulasi dalam menghadapi berbagai bencana dan kegawat-daruratan sehari- hari yang mungkin terjadi  dalam masyarakat.

 

5.    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Upaya ini dilakukan secara berkesinambungan. Tatanan perilaku hidup sehat harus dimulai dari tatanan yang paling mudah hingga yang sulit. Tatanan yang dimaksud adalah rumah tangga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum serta sarana kesehatan yang ada

 

Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan non formal, bersifat sukarela, non politik, terbuka untuk semua anggota masyarakat, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku bangsa dan agama. Gerakan Pramuka diperkenalkan untuk pertama kali oleh Lord Badden Powel di Inggeris pada tahun 1907. Masuk ke Indonesia tahun 1912 dari Belanda. Sampai dengan tahun 1961 telah didirikan lebih dari 61 organisasi keperamukan, yang untuk meningkatkan ef isiensi, pada tahun 1961  melalui Keppres No 238 dihimpun dalam Gerakan Pramuka, yang kemudian pada tahun 2010 telah diperkuat oleh UU No 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka

 

                        Pendidikan kepramukaan adalah  pendidikan non formal yang diperkaya dengan pendidikan nilai-nilai kepramukaan dan diselenggarakan menurut metoda kepramukaan . Tujuan pendidikan kepramukaan adalah  (1) membentuk karakter kaum muda sehingga memiliki watak, keperibadian dan akhlak mulia, (2) menanamkan semangat kebangsaan agar kaum muda  cinta tanah air dan memiliki semangat bela Negara, serta (3) membekali kaum muda dengan berbagai keterampilan hidup  (life skill)

 

Peserta pendidikan kepramukaan  adalah kaum muda yang dibedakan atas empat golongan umur yakni (1) pramuka Siaga, berusia 7 sampai 10 tahun, (2) pramuka Penggalang, berusia 11 sampai 15 tahun, (3) pramuka Penegak, berusia 16 sampai 20 tahun, serta (4) pramuka Pandega, berusia 21 sampai 25 tahun

 

Pada saat ini Gerakan Pramuka telah  berkembang sangat pesat, Terdapat sekitar 320.000 gugus depan dengan sekitar  20 juta anggota yang tersebar diseluruh pelosokm tanah air.  Organisasi serta peserta didik Gerakan Pramuka adalah yang terbesar di dunia

 

Peran Gerakan Pramuka

Peran Gerakan Pramuka dalam turut mensukseskan Desa Siaga secara umum dapat dibedakan atas dua macam.

1.    Pertama, peran jangka pendek. Peran ini dikaitkan dengan Gerakan Pramuka sebagai suatu organisasi dengan jumlah anggota yang besar, yakni sekitar 20 juta jiwa. Di sini para anggota Gerakan Pramuka dimotivasi dan digerakkan agar dapat ikut serta secara aktif mendukung dan menyelenggarakan program Desa Siaga. Apabila hal ini dapat dilakukan, tidak sulit dipahami, Desa Siaga dalam waktu singkat akan bertumbuh dengan cepat diseluruh pelosok tanah air.

 

2.    Kedua, peran jangka panjang. Peran ini dikaitkan dengan Gerakan Pramuka sebagai suatu sistem pendidikan. Tujuan pendidikan keperamukaan adalah pembentukan watak dan keperibadian kaum muda, yang apabila dapat diarahkan sesuai dengan prinsip-prinsip dan tujuan  Desa Siaga,  bukan saya akan menjamkin keberhasilan Desa Siaga saat ini, tetapi juga yang terpenting adalah pada masa depan. Pemanfaatan Gerakan Pramuka sebagai lembaga  pendidikan akan menjamin kesinambungan program Desa Siaga (sustainability) pada masa depan

 

Penutup

            Untuk menjamin keberhasilan program pembangunan kesehatan yang sedang dilaksanakan pada saat ini, perlu antara lain digalang peranserta aktif dan atau pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan tersdebut pada saat ini sangat bervariasi. Salah satu diantaranya yang agaknya lebih di prioritaskan adalah Desa Siaga.

 

Keberhasilan Program Desa Siaga memerlukan dukungan dari banyak pihak. Jika Gerakan Pramuka yang diikutserakan, ada dua peran yang dapat dimainkan. Pertama, peran jangka pendek, terkait dengan jumlah anggota yang besar yang dapat digerakkan untuk melaksanakan Desa Siaga.

 

Kedua, peran jangka panjang,  terkait dengan Gerakan Pramuka sebagai gerakan pendidikan. Apabila konsep dan ide dasar Desa Siaga melalui proses pendidikan dapat ditanamkan pada generasi muda, pasti akan sangat besar manfaatnya untuk mendukung Desa Siaga pada masa depan. Pemanfaatan Gerakan Pramuka sebagai lembaga  pendidikan akan menjamin kesinambungan program Desa Siaga (sustainability) pada masa depan

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar